Paket Ekonomi Jokowi Bikin Rupiah-IHSG Makin Terpuruk, Pasar Sudah Tak Percaya?



Untuk mengatasi terpuruknya ekonomi, Presiden Joko Widodo kemarin (Rabu 9/9) akhirnya mengumumkan paket kebijakan ekonomi tahap I September 2015.

Namun respons pasar keuangan dalam negeri tidak menyambutnya dengan baik.

Hal ini dapat dilihat reaksi pasar hari ini (Kamis, 10/9). Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terupuruk ke level Rp14.320 per USD, sedangkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun rontok 34,62 poin atau 0,8 persen di 4.312,66.

Melihat sentimen negatif pasar, secara mendadak Presiden Jokowi memanggil Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution. Pertemuan ini berlangsung singkat sekira satu jam. Usai pemanggilan dirinya, Darmin irit berbicara.

"Ya ndak, bapak (Jokowi) mau nanya rencana setelah ini apa, setelah paket kebijakan ekonomi (diumumkan)," singkat Darmin di Istana Negara, Jakarta, Kamis (10/9/2015), dikutip okezone.com.

Darmin mengaku dipanggil sendirian oleh Jokowi. Sedangkan, pemanggilan Menteri BUMN Rini Soemarno dilakukan terlebih dahulu sebelum Darmin.

"Iya saya saja," singkatnya sambil berlalu ke mobil dinasnya.

Beberapa pengamat menyatakan reaksi negatif pasar terhadap paket kebijakan ekonomi Jokowi lebih disebabkan oleh hilangnya 'Trust' (kepercayaan) terhadap pemerintahan.

"Ini persoalannya lebih substansial yakni trust. Pemerintahan @jokowi telah kehilangan momentum itu...," tulis @PrijantoRabbani di jejaring twitter (10/9).

"Berbagai survei telah bicara, trust publik dan pasar terus merosot. Ini problem besarnya! Dan trust itu makin hancur akibat pemerintah hobi produksi kegaduhan," lanjutnya.