Mungkinkah kucing asal Indonesia kini hidup di benua Amerika? Tentu saja mungkin. Tapi kisahnya untuk bisa sampai ke sana tentu sangat unik dan menarik untuk disimak. Dua kucing yang kini tinggal di Glendale, Arizona, bernama Heinrich Artorius dan Chantal Daisy. Dua kucing asal Indonesia bisa sampai ke Amerika bukan semata-mata diangkut oleh seseorang yang melakukan perjalanan atau hijrah ke negeri paman Sam, tapi keduanya melakukan penerbangan antarbenua itu karena kekuatan cinta. Iya, kekuatan cinta yang menyebabkan keduanya bisa menaiki pesawat dengan waktu perjalanan yang panjang, 23 jam.
Dikutip dari laman meowmagz.com, pasangan Onty Widya dan Ongkel Jim, yang mengadopsi Heinrich Artorius dan Chantal Daisy, menemukan keduanya dari jalanan. Beruntung banget mereka, kalau bukan karena cinta Onty Widya dan Ongkel Jim kedua kucing itu nasibnya tak akan sebaik sekarang, malah bisa jadi akan terlantar.
Onty Widya bercerita, Heinrich ditemukan dalam kondisi kurus, tubuh penuh kutu dan lumpur. Diperkirakan saat itu dia berumur tiga pekan, tidak memiliki induk dan hanya seorang diri di sekitar Jl Palmerah Selatan, Jakarta Pusat. Dengan mengandalkan susu formula dan makanan khusus kitten yang diblender, Heinrich akhirnya bisa bertahan hidup meski sempat menderita cacingan dan perut dalam keadaan buncit. Dua bulan setelah Heinrich diadopsi, onty Widya kemudian pindah ke Amerika Serikat. Bagaimana dengan pengurusan surat-suratnya?
"Pengurusan surat-suratnya terbilang sangat ribet. Tiga pekan bolak-balik mengurus surat perizinan ke luar negeri ke dinas dan instansi terkait tak juga kunjung kelar. Mommy kemudian memutuskan menggunakan jasa JakPetz untuk mengurus surat perizinan yang menelan biaya Rp 4 juta untuk Heinrich dan kakaknya, Chantal Daisy," kata Widya.
"Kendala tidak hanya di situ, pihak maskapai - Asiana Airlines - memberikan aturan khusus yaitu menggunakan soft carrier karena mommy memutuskan untuk tidak menaruhnya dalam kargo. Tujuan penggunaan soft carrier ini agar bisa diletakkan di bawah bangku penumpang," katanya. "Ini pun sangat sulit dicari. Akhirnya ditemukan di kawasan Jakarta Pusat dengan harga satu soft carrier saat itu mencapai Rp 500 ribu per tas."
Heinrich dan Chantal akhirnya terbang melintasi benua dari Jakarta, Indonesia, menuju Key West Florida, dan berada di dalam pesawat sekitar 23 jam. Soft carrier Chantal rusak bagian samping dan atas.
Izin dan Vaksinasi
Membawa hewan peliharaan ke luar negeri tak semudah membawa setumpuk pakaian adalam koper. Membawa kucing atau hewan peliharaan lain memerlukan usaha yang serius. Itu karena Indonesia dikenal ketat dalam hal pengawasan hewan masuk dan keluar. Demikian pula dengan negara-negara di Eropa, khususnya Inggris. Beruntung, ke Amerika tidak terlalu ribet.
"Catatan penting yang perlu diingat. Jika membawa hewan peliharaan ke luar negeri pastikan seluruh vaksinasi lengkap. Meskipun Amerika Serikat tidak ketat dalam masalah pemasukan hewan hidup termasuk hewan peliharaan dari luar negeri namun Indonesia termasuk negara yang sangat ketat dalam hal perizinan, baik hewan yang masuk ataupun dibawa ke luar negeri."
Chantal dan Heinrich tidak mengalami masalah saat berada di jalur imigrasi ketika melakukan Point of Entry di Detroit, Michigan. Petugas hanya sempat bertanya," Oh itu kucing Anda ya? Lucu". Itu saja. Bandingkan dengan ribetnya mengurus izin Chantal dan Heinrich ke luar negeri yang menelan biaya jutaan rupiah. Ini tidak termasuk biaya pesawat yang totalnya mencapai hampir 1.000 dollar AS untuk dua ekor kucing."
Widya mengingatkan buat kalian yang hendak memawa hewan peliharaan ke luar negeri untuk memperhatikan secara teliti syarat dan ketentuannya. Hewan harus mendapatkan sertifikat kesehatan hewan dari Kementerian Pertanian, Badan Karantina Pertanian. Selain itu, pet juga dipastikan sudah mendapatkan vaksin lengkap dan dicek kesehatannya sebelum berangkat.
"Pastikan juga maskapai penerbangan yang dipakai memperbolehkan penumpang membawa pet," sarannya.
Heinrich dan Chantal akhirnya terbang melintasi benua dari Jakarta, Indonesia, menuju Key West Florida, dan berada di dalam pesawat sekitar 23 jam. Soft carrier Chantal rusak bagian samping dan atas.
Izin dan Vaksinasi
Membawa hewan peliharaan ke luar negeri tak semudah membawa setumpuk pakaian adalam koper. Membawa kucing atau hewan peliharaan lain memerlukan usaha yang serius. Itu karena Indonesia dikenal ketat dalam hal pengawasan hewan masuk dan keluar. Demikian pula dengan negara-negara di Eropa, khususnya Inggris. Beruntung, ke Amerika tidak terlalu ribet.
"Catatan penting yang perlu diingat. Jika membawa hewan peliharaan ke luar negeri pastikan seluruh vaksinasi lengkap. Meskipun Amerika Serikat tidak ketat dalam masalah pemasukan hewan hidup termasuk hewan peliharaan dari luar negeri namun Indonesia termasuk negara yang sangat ketat dalam hal perizinan, baik hewan yang masuk ataupun dibawa ke luar negeri."
Chantal dan Heinrich tidak mengalami masalah saat berada di jalur imigrasi ketika melakukan Point of Entry di Detroit, Michigan. Petugas hanya sempat bertanya," Oh itu kucing Anda ya? Lucu". Itu saja. Bandingkan dengan ribetnya mengurus izin Chantal dan Heinrich ke luar negeri yang menelan biaya jutaan rupiah. Ini tidak termasuk biaya pesawat yang totalnya mencapai hampir 1.000 dollar AS untuk dua ekor kucing."
Widya mengingatkan buat kalian yang hendak memawa hewan peliharaan ke luar negeri untuk memperhatikan secara teliti syarat dan ketentuannya. Hewan harus mendapatkan sertifikat kesehatan hewan dari Kementerian Pertanian, Badan Karantina Pertanian. Selain itu, pet juga dipastikan sudah mendapatkan vaksin lengkap dan dicek kesehatannya sebelum berangkat.
"Pastikan juga maskapai penerbangan yang dipakai memperbolehkan penumpang membawa pet," sarannya.
(sumber)