Kisah Percintaan ABG Yang Menghebohkan Kendal


Bak Sinetron: Kisah Percintaan ABG Yang Menghebohkan Kendal

Sekar Maharani (13), siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) asal Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal, yang sebelumnya dikabarkan diculik lalu dibunuh, kini telah ditemukan. Sekar yang hilang sejak 6 Agustus lalu ditemukan tim gabungan Resmob Kendal, Buser Polda Jawa Tengah, dan Resmob Kapuas Hulu di daerah Kalimantan.

Kabar ini sontak membuat keluarga lega, sebab selama ini Sekar diberitakan telah tewas di tangan sang penculik. Kakek Sekar, Hisyam, mengaku senang dengan berita tersebut. Meski demikian, dirinya belum percaya 100 persen sebelum ia melihat sendiri kondisi sang cucu yang dikabarkan dalam keadaan sehat walafiat itu. "Senang, tapi biar nanti tunggu perkembangan kasusnya," kata Hisyam di rumahnya, Desa Bebengan, Boja, Kamis (10/9) petang.

Sementara kedua orangtua Sekar yakni Susilo Haryono dan Wahyu Setyorini dikabarkan sudah berangkat ke Kapuas Hulu guna menjemput sang putri. Namun Hisyam mengatakan sebaliknya.
Menurut pria paro baya ini, Susilo dan Rini pergi ke Yogyakarta untuk menghadiri resepsi pernikahan saudara. Kedua orangtua Sekar mengatakan kepada Hisyam, mereka senang putri yang selama ini menghilang berhasil ditemukan.

"Tentu saja lega dengar kabar itu, tapi kami masih menantikan kabar selanjutnya sehingga belum bisa cerita banyak," sambung Hisyam.

Rumah Susilo yang berdekatan dengan rumah Hisyam tampak lengang. Gerbang garasi dan pintu utama terkunci rapat, dan para tetangga di sekitar rumah juga tampak menghindari wartawan.
Seorang anggota keluarga Sekar yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan, Susilo tidak berada di rumah lantaran ia pergi ke Kapuas Hulu guna menjemput putrinya. Susilo berangkat ke Kalimantan pada Kamis (10/9) pagi, dan dijadwalkan sampai di Kendal lagi pada keesokan harinya. "Paling Jumat (11/9) pagi sudah di Jakarta," katanya.

Sementara Rini disebutnya tengah menyepi ke suatu tempat. Rini syok lantaran sorotan yang belakangan gencar ditujukan kepada keluarganya. "Ibu dan bapaknya tidak pergi bareng, yang ke Kalimantan cuma bapaknya," kata sumber itu lagi.

Kasat Reskrim Polres Kapuas Hulu, AKP Siswadi, memastikan anak buahnya meringkus pelaku Daftar Pencarian Orang (DPO) dari Polres Kendal, di Kecamatan Kedamin, Kapuas Hulu, Rabu (9/9) malam. Sang buron bernama Slamet Widodo yang telah membawa kabur Sekar Maharani, remaja asal Boja.
Siswadi menyebut pelaku peculikan itu nekat membawa kabur korban karena sedang jatuh cinta pada Sekar. "Ya betul, anak buah saya telah nangkap DPO dari Polres Kendal, Jawa Tengah. Dimana pelaku membawa kabur seorang remaja ke Kapuas Hulu. Hasil pengakuan pelaku, nekat membawa korban dengan motif karena asmara," ujar Siswadi kepada Tribun Pontianak (grup Tribun Jateng), Kamis malam.
"Pastinya kasus ini masih dalam pengembangan pihak kepolisian," ucapnya.

Siswadi mengetahui ada buron tersebut setelah mendapatkan informasi dari Polres Kendal. "Alhamdulillhah, kita berhasil menemukan pelaku dan menangkapnya serta mengamankan korban. Kasus ini kita serahkan ke Polda Kalbar. Rencananya Polda mau konpers besok (hari ini)," ungkapnya.

Dalam kondisi sehat
Informasi yang dihimpun Tribun Jateng, penangkapan Slamet di Kapuas Hulu berdasarkan keterangan dari Agung. Agung merupakan pria bersama Slamet yang diduga ikut membawa kabur Sekar dari rumahnya di Boja dan dibawa ke Purwodadi.

"Agung ini keterangannya mbulet (berubah-ubah), mengakunya korban dibunuh dan dikubur di Waduk Jatibarang, tapi berubah terus," kata seorang sumber di Polres Kendal. Saat ini, Agung masih diamankan oleh Polres Kendal. Polisi yang sudah mengantongi identitas Slamet pun mendapat informasi bahwa Slamet pergi ke Kalimantan Barat. Tak ingin lepas buruan, anggota Polres Kendal berkoordinasi dengan anggota di Polres Kapuas Hulu.

Slamet pun akhirnya bisa ditemukan oleh polisi. "Saat Slamet diamankan tidak dengan Sekar, anggota Resmob Polres Kapuas Hulu lalu meminta Slamet menunjukkan lokasi keberadaan Sekar," katanya.
Sekar akhirnya ditemukan dalam kondisi sehat di sebuah rumah tempat Slamet tinggal. "Tadi malam Sekar juga sudah menghubungi keluarganya, mengatakan bahwa dia sehat dan tidak apa-apa. Sekarang tim bergerak ke Kalimantan Barat untuk menjemput Sekar dan Slamet," katanya.

Berdasarkan foto yang diterima Tribun Jateng, Sekar yang memakai baju warna merah memang dalam kondisi sehat. Dalam foto itu tampak Sekar tersenyum, sedang makan bersama seorang anggota Polwan di Polres Kapuas Hulu.

Yakin masih hidup
Sebelumnya, Susilo, ayahanda Sekar Maharani yakin bahwa sang putri yang hilang sejak 6 Agustus 2015 lalu sampai kini masih hidup. Ia tidak percaya kalau pelaku yang telah ditangkap polisi sudah menghabisi nyawa buah hatinya tersebut.

''Pun jasadnya ditemukan dalam kondisi apapun, saya tidak yakin Sekar telah tiada. Saya berharap bisa merawatnya hingga dewasa,'' tuturnya saat ditemui Tribun Jateng di rumahnya, Selasa (8/9).
Sebelumnya diberitakan, tim gabungan Polres Kendal, Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Jateng, dan Bid Dokkes Polda Jateng mendatangi lokasi di sekitar Goa Kreo atau Waduk Jatibarang, Senin (7/9) siang.

Tim gabungan membawa Agung, salah satu pelaku penculikan untuk mencari keberadaan Sekar, bocah asal Boja, Kabupaten Kendal, yang diduga diculik lalu dibunuh dan dikubur di sekitar Waduk Jatibarang.
Agung diminta menunjukkan lokasi tempat Sekar dikuburkan. Berdasarkan pengakuan Agung, jasad Sekar dikubur di semak-semak di tepian Waduk Jatibarang bagian barat.

Lokasi tempat pencarian merupakan area terlarang untuk umum. Sedikitnya empat lokasi titik pencarian disisir oleh petugas. Warga juga membantu menggali tanah di dekat menara listrik bertegangan tinggi, namun kuburan Sekar tetap tidak ditemukan.


Susilo menjelaskan, pada 6 Agustus 2015 putrinya berpamitan pergi ke sekolah. Sebagaimana biasanya, siswi kelas VIII SMPN 2 Singorojo itu berangkat naik angkutan umum. Namun, hingga malam hari, korban tak jua pulang.

Merasa cemas, Susilo lantas mencoba menghubungi kerabat maupun rekan dekat Sekar. Seorang rekan mengatakan, Sekar ketika itu hendak diantar seorang pria yang diduga kekasihnya.

"Sudah saya cari ke berbagai tempat, termasuk objek wisata. Saya melapor pula ke polisi,'' tuturnya.
Susilo tidak mengerti, apa motif pelaku membawa kabur anaknya. Setahunya, puteri kesayangannya itu merupakan sosok pendiam dan tidak mempunyai persoalan di luar. Terkait motif penculikan berlatar belakang cinta segi tiga, seperti pengakuan Agun pun disebut Susilo sebagai hal ganjil.

''Anak saya baru berumur 13 tahun. Cinta seusianya, kan, baru cinta monyet,'' ucap Susilo.

(sumber)