Indonesia Masuk 70 ‘Negara pasukan Salib’ yang Disebutkan ISIS




Militan Negara Islam (ISIS) mengeluarkan ancaman terbarunya untuk melancarkan serangan-serangan di sejumlah negara di dunia, termasuk Indonesia.

Dalam edisi terbaru majalah online Dabiq, kelompok ISIS mengeluarkan kata-kata ancaman terhadap "70 negara pasukan salib" dan "tentara-tentara murtad".

"Bagaimana mencegah serangan yang ditargetkan yang diarahkan kepada komunitas di Dearborn, Michigan, Los Angeles dan New York? atau menargetkan misi diplomatik di Jakarta, Doha, Dubai? atau menargetkan serangan misi diplomatik Jepang di Bosnia, Malaysia dan Indonesia? atau menargetkan diplomat Arab Saudi di Tirana, Albania, Sarajevo, Bosnia dan Pristina, Kosovo?," tulis ancaman itu, seperti dikutip AFP, Jumat (11/9/2015).

Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga mengatakan bahwa pihak sudah meminta peningkatan keamanan terhadap lebih dari 200 misi diplomatik di seluruh dunia.

"Kami sadar akan ancaman itu dan sudah bekerja sama dengan negara tuan rumah untuk meningkatkan keamanan," lanjutnya.

Sementara Juru Bicara Kedutaan Jepang di Jakarta Erika Nakano mengatakan, bangunan kedutaan mereka sudah memiliki keamanan yang ketat. Saat ini kantor kedutaan masih beroperasi seperti biasa.

"Kami baik-baik saja dan kami punya hubungan baik dengan pihak kepolisian di Jakarta," ungkap Nagano, kepada AFP.

Dabiq merupakan majalah berbahasa Inggris yang menjadi sarana propaganda kelompok ISIS. Majalah yang mengambil nama dari kota kecil Suriah, Dabiq, tersebut diluncurkan pada tahun 2014.

Pemerintah Jepang mendonasikan banyak uang dalam operasi internasional menghancurkan ISIS di perbatasan Suriah-Turki. Dua sandera warga Jepang, delapan bulan lalu, dipancung oleh militan khilafah setelah Jepang menolak membayar tebusan.

Insiden itu membuat parlemen Negeri Matahari Terbit meloloskan UU anyar yang mengizinkan tentara Jepang berperang di luar negeri untuk operasi pembebasan sandera atau alasan defensif lainnya.

Dalam artikel Dabiq, juga disebutkan bahwa ISIS ingin menyerang diplomat Panama di Jakarta, Doha, serta Dubai. Selain menyinggung Jepang, militan juga mengatkaan sedang mengincar diplomat Arab Saudi di beberapa kota Eropa Timur.