Belanda mempromosikan wanita-wanita Inlander melalui media massa.
Mempromosikan suatu barang di media massa dengan tujuan agar bisa diketahui khalayak banyak sebagai ajang transaksi perdagangan di Indonesia tak hanya dilakukan di era pascakemerdekaan saja.
Jauh sebelum itu, Pemerintah Hindia Belanda yang menjajah Indonesia telah memanfaatkan media massa (saat itu koran) arena promosi.
Namun, saat itu, Pemerintah Hindia Belanda tak hanya mengiklankan rumah, peralatan rumah tangga atau pun sebidang tanah. Dengan kejamnya mereka juga mempromosikan rakyat-rakyat Indonesia yang dipekerjakan dan dikuasai alias diperbudak.
Tak seorang pun dari budak yang berani melawan atau menentang penjualan diri mereka. Karena, jika melawan, maka sang Belanda penguasa budak bisa marah dan menyiksa budak itu.
Biasanya, iklan dipasang oleh para tuan tanah asal Belanda, karena memang, budak atau pekerja sepenuhnya dikuasai oleh mereka. Para budak diperjualbelikan melalui promosi iklan di koran karena mereka dinggap sebagai benda yang harkat dan martabatnya bernilai ekonomis. Mereka diistilahkan dengan sebutan budak belian.
Biasanya budak yang diiklankan tersebut adalah budak pilihan yang memang berharga tinggi. Budak yang berharga tinggi tersebut, misalnya yang memiliki keterampilan khusus seperti pandai menyanyi atau bermain musik terutama musik orkes. Misalnya saja si budak belian pandai memainkan seruling, klarinet, biola, terompet, kastanyer dan bassoon.
Selain itu juga budak perempuan yang pandai memasak dan mengurus rumah tangga. Mereka tidak hanya pandai mengurus rumah tangga tapi juga piawai dalam memasak. Tak cuma piawai masak makanan melayu. Tapi juga masakan ala Eropa kesukaan para bangsa Belanda.
Iklan yang dimuat di sebuah dinding di pusat kota Batavia pada tahun 1814 kira-kira isinya, akan dilelang perabotan rumah tangga, barang-barang emas dan perak, beberapa gadis penarik, beberapa kereta dan kuda.
Dalam iklan tersebut dijual beberapa budak belian perempuan yang pandai menari. Biasanya budak belian yang pandai menari ini dibeli oleh tuan tanah Belanda yang suka membuat pesta atau para pengelola gedung-gedung pertunjukan seperti di gedung De Harmonie.
Contoh iklan lain misalnya, berbunyi "Akan dijual seorang juru masak yang mahir, yang tidak kalah dengan siapa pun di Kota Batavia dalam hal membuat kue". Iklan ini terpasang pada sebuah dinding sudut Kota Batavia pada tahun 1816.
Dari Arsip Perpustakaan Nasional terdapat sebuah iklan yang beredar di sebuah koran terbitan tahun 1889.
Ditjari Boedak Inlander.
Pengoemoeman
Dag Inlander,…..Hajoo Oerang Melajoe,…Kowe Mahu Kerdja? Governement Nederlandsch Idie Perlu Kowe Oentoek Djadi Boedak ataoe Tjentenk di Perkeboenan-Perkeboenan Onderneming Kepoenjaan
Governemnet Nederlandsch Indie
Djika Kowe Poenya Sjarat dan Njali Berikoet:
1. Kowe poenja tangan koeat dan beroerat
2. Kowe poenja njali gede
3. Kowe poenja moeka kasar
4. Kowe poenja tinggal di wilajah Nederlandsch Indie
5. Kowe boekan kerabat dekat pemberontak-pemberontak ataoepoen maling ataoepoen mereka jang soedah diberantas liwat actie politioneel.
6. Kowe beloem djadi boedak nederlander ataoepoen ondernemer ataoe toean tanah ataoe baron eropah.
7. Kowe maoe bekerdja radjin dan netjes.
Gaji para budak
Dalam setiap iklan juga disebutkan berapa harga budak berikut gajinya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki sang budak.
Kowe Inlander Perloe Datang Ke Rawa Senajan, Disana Kowe Haroes Dipilih Liwat Djoeri-Djoeri Jang Bertoegas :
1. Keliling rawa Senajan 3 kali
2. Angkat badan liwat 30 kali
3. Angkat peroet liwat 30 kali
Kowe mesti ketemoe Mevrouw Shanti, Meneer Tomo en Meneer Atmadjaja
Kowe Nanti akan didjadikan tjentenk oentoek di Toba, Buleleng, Borneo, Tanamera, Batam, Soerabaja, Batavia en Riaoeeiland.
Governement Nederlandsch Indie memberi oepah :
1. Makan 3 kali perhari dengan beras poetih dari Bangil
2. Istirahat siang 1 uur.
3. Oepah dipotong padjak Governement 40 percent oentoek wang djago.
Haastig kalaoe kowe mahoe..
Pertanggal 31 Maart 1889
Niet Laat te Zijn Hoor..
Batavia 1889
Onder de naam van Nederlandsch Indie Governor
Generaal
H.M.S Van den Bergh S.J.J de Gooij
(sumber) http://metro.news.viva.co.id/news/read/657660-cara-kejam-belanda-menjual-tubuh-tubuh-rakyat-indonesia