Inilah Alasan Kenapa Orang Zaman Dulu Jarang Senyum Kalau Difoto


Kalau jaman sekarang gaya berfoto bermacam-macam. Jari tangan bentuk simbol ‘peace’, senyum tiga jari, atau bibir dim*nyong2kan, dsb


Tetapi kalau kita tengok jauh kebelakang, hampir tidak ada orang yang tersenyum atau mem*ny*ngkan bibirnya waktu difoto. 

demikian dengan nenek atau kakek , buyut kita jaman dulu, Kebanyakan mereka memasang wajah serius, 



bahkan tanpa senyum. Semuanya tampak tegang, seolah berfoto adalah hal yang menakutkan.
Kenapa begitu, ya?? 
ini nih gan beberapa alasannya: 

1. adat orang tempo dulu apalagi bangsawan itu jika tertawa/tersenyum terlihat giginya apalagi perempuan, dinilai tidak sopan khusus kaum bangsawan ente tahu sendiri kan image di lingkungan kerajaan atau bangsaawn itu sangat kental dan harus menjaga sopan santun perilaku,tindakan, dan lain sebagianya 

NB : Bukan berarti dalam keseharian gak boleh senyum gan, hanya saja senyum simpul  bukan senyum berlebihan / sampai menapakkan gigi (Ny*ngir)  

2. Kamera jaman dulu nggak secanggih sekarang. 
Kakek-nenek kita harus duduk berpuluh2 menit untuk menghasilkan sebuah foto. 
Jelas capek, dong dan senyum pun bisa hilang begitu aja saat bunyi zaaaap kamera terdengar blitz kamera zaman dulu juga belum secanggih sekarang. Bunyi jepretnya masih keras dan bikin kaget.


3. Pada sekitar tahun 1870-an, pengambilan foto hanya ada saat acara-acara istimewa saja :
dan mencakup banyak orang sekaligus. Prosesnya yang cukup ribet dan ‘serius’ ini menyebabkan orang yang difoto pun memasang wajah serius. Karena senyum bisa dianggap tidak beretika

4. Masa itu, pengalaman di foto merupakan pengalaman langka
dan orang menganggap nyawanya akan ‘tertahan’ dalam foto tersebut. Jadi, wajah pun nggak boleh tersenyum 


5. Pengaruh kondisi masyarakat 
pada masa itu (jaman penjajahan/masa perang) membuat mereka susah tersenyum. Bayangkan saja, sedang dijajah belanda, susah mungkin mereka senyum saat disuatu tempat sedang perang, kelaparan, atau dilanda wabah penyakit