Provinsi Banten hingga tahun ini masih kekurangan tenaga medis terutama di empat kabupaten yang kasus Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) tertinggi tahun 2014.
Untuk itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten akan merekrut 40 calon bidan desa yang akan dikuliahkan di Poltekes Banten.
“Tahun lalu, Banten menduduki peringkat ke- 5 secara nasional sebagai provinsi tertinggi AKI dan AKB, dimana empat kabupaten yaitu Serang, Pandeglang, Lebak dan Tangerang merupakan daerah yang paling rawan. Makanya tahun ini kami membuka program beasiswa D3 bagi calon bidan desa khusus di empat daerah tersebut,” kata Kepala Dinkes Banten, Sigit Wardjojo kepada wartawan, kemarin.
Sigit mengatakan, tahun ini Dinkes Banten membuka kesempatan kepada masyarakat terutama kader posyandu atau kader kesehatan lainnya yang kurang mampu untuk mengikuti seleksi beasiswa D3 yang akan disiapkan menjadi bidan desa.
“Kuota beasiswanya untuk 40 orang, pendaftaran ditutup 15 Mei mendatang. Para pendaftar dari empat daerah akan diseleksi sebelum mengikuti pendidikan di Poltekes Banten. Setelah lulus nantinya akan ditempatkan di wilayah tempatnya tinggal untuk membantu persalinan di sana. Diharapkan kasus AKI dan AKB di Banten bisa terus diminimalisasi,” jelasnya.
Kabid Sumber Daya Kesehatan (SDK) Dinkes Banten Ahmad Derajat menambahkan, hingga kemarin pendaftar calon bidan desa masih jauh dari jumlah kuota yang disediakan. Padahal pihaknya telah melakukan sosialisasi tentang program tersebut, termasuk menyampaikan surat pemberitahuan kepada puskesmas-puskesmas yang ada di empat daerah tersebut.
“Surat pemberitahuan telah kami sampaikan sejak 5 April atau satu bulan lalu, tapi memang pendaftarnya masih di bawah 10 orang,” katanya.
Menurut Ahmad, pendaftaran dibuka 27 April hingga 15 Mei mendatang. “Jika pendaftaran ditutup belum ada pendaftar hingga 40 orang, kami akan perpanjang masa pendaftaran hingga 5 Juni mendatang. Tujuan dari bantuan pendidikan D3 kebidanan ini dalam rangka memenuhi kebutuhan desa, dan difokuskan bagi warga desa tertinggal. Jadi yang mendaftar wajib berdomisili di kabupaten,” jelasnya.
Tahun ini program tersebut dialokasikan anggaran dari APBD Banten 2015 hingga Rp2 miliar. “Jadi calon bidan desa dianggarkan mendapat bantuan Rp50 juta. Mereka akan kita didik secara gratis mulai dari biaya kuliah, asrama sampai uang saku,” ungkapnya.
(sumber)