Meski hasil penelitian di Indonesia bisa dikatakan cukup banyak, namun ternyata negeri ini masih kekurangan stok para peneliti di beberapa bidang. Hal itu seperti yang diungkapkan Ketua Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia (MITI), Warsito P. Taruno. Menurutnya, Indonesia masih kekurangan para peneliti di bidang pangan, kesehatan, dan energi.
"Bidang pangan, kesehatan dan energi ditambah mungkin konstruksi, saya kira yang paling fundamental untuk Indonesia untuk membangun basis inovasi selain kebutuhan dalam negeri sangat besar, sumber daya alam dan SDM dipunyai sangat besar pula, jadi cukup syarat untuk membangun kapasitas di dalam negeri sebelum mampu bersaing secara global," ungkapnya saat dihubungi Merdeka.com melalui pesan singkat, (14/04).
Dirinya pun yakin jika fundamental inovasi terbangun, kemampuan untuk menggenggam pasar global dan membangun inovasi yang lebih maju bisa dilakukan. Meski begitu, hal itu bukanlah semudah membalikkan telapak tangan. Berbagai tantangan untuk memenuhi hal tersebut ternyata masih dihambat dari regulasi negeri sendiri.
"Akses pasar dan regulasi agar hasil riset bisa masuk pasar tak terhambat oleh peraturan yang hanya bisa dipenuhi oleh pemain global," ujar pria berkacamata ini.
Selain itu, ditambah upaya pembinaan dari pemerintah seperti pendidikan terhadap pelaku usaha berbasis inovasi serta inkubasi perusahaan untuk bisa sertifikasi secara bertahap sehingga bisa masuk pasar dan berkompetisi dengan pelaku usaha yang sudah mapan. "Saat ini aturan yang ada tak mendidik pelaku anak bangsa bisa masuk ke pasar, dalam negeri sekalipun," tutupnya.