Desa Daundia Khera di negara bagian Uttar Pradesh, India mendadak
ramai. Orang-orang berkumpul di reruntuhan bekas benteng kerajaan dari
Abad ke-19. Menjadi saksi dari perburuan harta karun fenomenal.
Siang
itu, tim arkeolog memulai penggalian harta karun, yang konon diketahui
lewat petunjuk mimpi orang suci Hindu yang terkenal (swami). Sang swami
mengatakan, arwah Raja Rao Ram Baksh Singh mendatanginya lewat mimpi,
memberitahukan tentang harta dalam jumlah berlimpah yang nilainya
diperkirakan mencapai US$ 50 miliar atau Rp 56,6 triliun!
Perburuan
harta dimulai saat Shobhan Sarkar --nama swami tersebut-- menceritakan
tentang mimpinya itu pada salah satu menteri India yang mengunjungi
ashram-nya bulan lalu.
Kata swami pada Pak Menteri,
arwah raja yang digantung pada 1858 setelah memberontak melawan
pemerintah kolonial Inggris, memintanya mengurus 1.000 ton harta karun
di bawah bekas benteng kerajaan.
Sejumlah ahli geologi
dan arkeologi India yang mensurvei area Minggu lalu menemukan bukti
keberadaan logam di kedalaman 66 kaki atau 20 meter di bawah tanah.
Demikian ungkap Hakim Distrik, Vijay Anand Karan seperti dimuat FOXNews,
18 Oktober 2013. Penggalian adalah satu-satunya cara untuk
mengonfirmasinya.
Badan Survei Arkeologi India mengatakan akan mulai menggali di bawah sebuah kuil yang berada di kompleks reruntuhan benteng tua.
Rebutan
Meski
belum lagi ditemukan, sejumlah orang yang merasa berhak, antre
mendapatkan bagian harta yang diperkirakan berupa emas dan perak.
Salah
satunya adalah keturunan raja, Navchandi Veer Pratap Singh. "Jika benar
harta itu ditemukan di sana. Kami harus dapat bagian," kata dia.
Pemerintah Uttar Pradesh, tak ketinggalan para pejabat setempat, ikut mengajukan klaim.
"Harta
itu harus digunakan untuk pembangunan negara bagian," kata anggota
dewan Kuldeep Senger. Uttar Pradesh, yang penduduknya mencapai 200 juta,
menjadi salah satu negara paling terbelakang di India.
Sementara,
penduduk Desa Daundia Khera yang miskin, yang bahkan tak menikmati
aliran listrik di hingga Abad ke-21 ini, mengaku mengetahui keberadaan
harta di desanya lewat cerita turun-temurun.
"Semua orang di desa ini tahu soal itu," kata Vidyawati Sharma, nenek 60 tahun yang mendapatkan kisah itu dari ayah mertuanya.
Penduduk
lokal sebelumnya juga menemukan koin perak dan emas di area yang
terletak di Distrik Unnao itu. "Tapi, tak ada yang tahu di mana
persisnya harta itu berada sampai arwah raja mendatangi swami dalam
tidurnya," kata salah satu murid Shobhan Sarkar, Omji.
Namun,
pejabat Badan Survei Arkeologi India membantah klaim itu. "Arkeolog tak
bekerja berdasarkan petunjuk mimpi orang suci atau siapapun. Arkeologi
adalah sains. Kami melakukan ekskavasi berdasarkan temuan kami di
lokasi," kata salah satu pejabat, Syed Jamal Hasan.
Pihak
berwenang kini memasang barikade, mencegah ribuan orang yang terus
berdatangan karena ingin tahu atau berusaha mengais harta tinggalan sang
raja. Sementara sejumlah orang menggelar doa di kuil di lingkungan
benteng. Berharap pundi-pundi harta itu nyata.
Jumat
kemarin, Mahkamah Agung juga sedang mempertimbangkan akan mengeluarkan
petisi bagi pengadilan setempat untuk mengawasi perburuan harta karun,
di tengah kekhawatiran sebagian pusaka dicuri.
Harta di Kuil Kerala
Perkiraan keberadaan harta karun di Desa Daundia Khera bisa jadi bukan pepesan kosong.
Apalagi,
sebelumnya harta yang diperkiran bernilai milliaran rupee diketemukan
di sebuah gudang bawah tanah rahasia di sebuah kuil di negara bagian
Kerala, India Selatan pada 2011 lalu. Tepatnya di kuil Sree
Padmanabhaswamy.
Emas, perak, dan batu-batu berharga tersembunyi selama lebih dari 1 abad, setelah ditimbun oleh Maharaja Travancore.
Seperti
Liputan6.com kutip dari BBC, Kuil Sree Padmanabhaswamy dibangun di abad
ke-16 oleh raja yang memerintah kerajaan Travancore.
Cerita legenda menyebut raja-raja Travancore menyimpan kekayaan luar biasa di balik dinding istana dan gudang-gudang kuil.
Harta
terungkap setelah Mahkamah Agung India menunjuk satu panel
beranggotakan tujuh orang untuk masuk ke gudang dan melihat barang yang
disimpan di dalamnya.
Termasuk yang mereka selidiki adalah dua gudang bawah tanah yang diperkirakan terakhir sekali dibuka 130 tahun yang lalu.
(sumber)