Saat ini pemerintah Malaysia telah menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) dari harga eceran RON95 / Pertamax plus turun 21 sen menjadi RM 1,70 atau setara Rp 5.970 per liter. Sedangkan untuk bensin RON97 turun 11 sen menjadi RM 2 atau sekitar Rp 7.000 per liter.
Berbanding terbalik dengan harga bensin eceran tanah air, RON88 / Premium atau RON88 dijual seharga Rp 6.600 per liter, dan RON92 / Pertamax Rp 8.000 per liter.
Kok bisa ya harga bensin sang negeri jiran lebih murah? Padahal, kedua negara sama-sama tidak mensubsidi bensin.
Seperti dijelaskan PT Pertamina (Persero) perihal sebab harga bensin Indonesia lebih mahal dari Malaysia. Pertama adalah stok nasional bensin di Malaysia sana masih ditanggung oleh pemerintah, sedangkan di Indonesia melalui lembaga penyalur, yakni Pertamina.
"Kenapa kok harga BBM di Amerika Serikat, Malaysia lebih murah, ada namanya strategic petroleum research national stock 30 sampai 30 hari itu stok pemerintah. Sekarang Pertamina yang nanggung," ujar Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang di Gedung DPR, Jakarta, Senin (2/2). Seperti dikutip dari merdeka.com.
Lebih jauh menurut Ahmad, perihal pola ketahanan stok bahan bakar di Indonesia harus diubah, yakni dengan pemerintah harus menanggung stok bahan bakar dalam skala nasional.
"Kalau di negara lain yang nanggung pemerintah. Makanya kita bangun strategic pemerintah yang nanggung," jelas dia.
Dan ternyata ada hal lain yang membuat harga bensin negeri ini melambung tinggi, diantaranya adalah pajak yang dikenakan yakni Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB).
"Kedua di Indonesia ini banyak pajak BBM, PBBKB sebagainya itu aja sebetulnya," pungkasnya.