Terkuak! Bisnis Travel Pertama Inggris Ternyata ke Mekah



Terkuak! Bisnis Travel Pertama Inggris Ternyata ke Mekah
Selama ini banyak orang menganggap bisnis travel pertama perushaan Inggris adalah paket perjalanan ke Tenerife. Ternyata itu salah!
Sebuah penelitian mengejutkan menemukan bisnis travel pertama Inggris justru sebuah paket perjalanan ke Mekah, Arab Saudi. Temuan ini sekaligus mengubah anggapan yang menyebutkan bisnis travel pertama Inggris adalah paket perjalanan ke Tenerife pada akhir abad ke-19. Adalah peneliti dari St John's College, University of Cambridge, DR John Slight yang mengungkapkan penemuan mengejutkan tersebut.
Slight, mengutip laman asianimage.co.uk, Minggu, 27 September 2015, menyebutkan pemerintahan kolonila Inggris di India menghadapi masalah besar pada tahun 1880-an.

Kala itu pemerintah kolonial Inggris melihat adanya eksploitasi dan kondisi jorok selama umat muslim India melakukan perjalanan suci. Kondisi ini merupakan puncak dari buruknya penanganan perjalanan haji.
Otoritas Inggris pun akhirnya meminta Thomas Cook and Son untuk memperbaiki kondisi tersebut. Secara resmi, pemerintah Inggris baru meminta perusahaan Thomas Cook pada tahun 1886.
Pemanggilan ini terjadi setelah muncul skandal tenggelamnya kapal pengangkut jemaah haji India.
Perusahaan diberikan kontrak untuk mengelola tiket, perjalanan kereta, kapal, serta pemenuhan logistik bagi jemaah haji asal India.

Namun, kontrak proyek tersebut dihentikan pada pada 1893 setelah bisnis yang dijalani kerap merugi.
"Beberapa pejabat pemerintah mengatakan kami tak sanggup melakukan perbaikan," kenang John Mason Cook, putra Thomas Cook.

Semula, ungkap Dr Slight, penyelenggaraan haji ditujukan untuk mencegak penyebaran penyakit. Seiring waktu, bisnis ini akhirnya terbelit pada urusan birokrasi. Pada pertengahan abad 19, otoritas Inggris akhirnya meningkatkan perannya dalam mengelola haji. Harapannya Inggris ingin dianggap sebagai teman dan pelindung Islam.

Namun masalah kembali muncul. Para jemaah haji ternyata tak sanggup membiayai kepulangan.
Solusi pun dibuat Inggris dengan membayar biaya repatriasi dan menerbitkan formulir khusus. Lagi-lagi, mekanisme ini justru membuat banyak tagihan yang tak dilunasi.

"Ini merupakan salah satu konsekuensi yang tak diperhitungkan penguasa Inggris dalam perannya menangani dunia Islam yang besar," ujar DR Slight.
Rencananya, buku DR Slight berjudul Kerajaan Inggris dan Haji (The Britis Empire and The Hajj) akan mulai terbit bulan depan.

(sumber)