Jika dicermati, ada dua buah pintu yang terletak di tepian Bundaran Hotel Indonesia. Satu pintu terletak pada posisi berdekatan dengan Hotel Kempinski, dan satu pintu lainnya terletak dengan pos polisi Bundaran HI.
Pintu-pintu tersebut menuju ke ruangan bawah tanah yang terletak di bawah kolam Bundaran HI.
Tidak hanya itu, ternyata juga ada penghuni yang selalu singgah di sana.
Sebenarnya, apa yang ada di bawah Bundaran HI?
"Di bawah itu ada semacam bunker pengaturan. Sekalian tempat penjaga di sini, sekalian nginep di sini," ujar Herman Stevanus, seorang anggota tim pengawas air mancur Bundaran HI, Minggu (26/4/2015).
Kompas.com pun mencoba memasuki salah satu ruangan yang ada di bawah Bundaran HI tersebut.
Tangga yang ada untuk turun ke ruangan tersebut cukup curam.
Tangga itu terbuat dari rangkaian besi, tetapi cukup kuat untuk menopang orang yang menggunakannya.
Meskipun demikian, orang harus berpegangan erat agar tidak tergelincir. Di ruangan itu terlihat rangkaian kabel berukuran besar.
Letaknya persis di bawah tangga. Saluran air juga langsung terlihat di bawah tangga itu
Luas ruangan itu sekitar 5x3 meter persegi.
Di sisi kiri dan kanan ruang tersebut, terdapat sejumlah kotak berisi panel-panel listrik.
Dari dalam kotak tersebutlah tempat lampu-lampu serta mancuran air di Bundaran HI diatur.
Caranya adalah dengan memasang timer (pengatur waktu) untuk mengatur kapan lampu Bundaran HI menyala dan padam.
Di dalam ruang itu juga dipasang dua alat pendingin ruangan (AC). Meskipun demikian, hawa ruangan tersebut tidak terlalu dingin.
Herman mengatakan fungsi AC tersebut bukanlah untuk memberi kenyamanan kepada penjaga di dalam.
"Itu kalau enggak pakai AC, bisa panas sekali mesin-mesinnya, kabel-kabelnya. Makanya ini AC diservis satu bulan sekali. Karena memang untuk mendinginkan mesin," ujar Herman. Sisi kiri ruangan tersebut menyisakan satu sudut yang berisi sebuah lemari pakaian.
Di sanalah, pakaian-pakaian Herman disimpan. Di tengah-tengah boks panel listrik juga ada sebuah lorong sempit. Di sanalah, tempat Herman dan penjaga lain beristirahat.
Dijaga 24 jam
Herman mengatakan Bundaran HI harus dijaga selama 24 jam penuh. Para pengawas dibagi menjadi dua shift, yakni siang dan malam. Khusus untuk malam hari, Bundaran HI dijaga dua orang, sementara pada siang hari cukup satu orang.
"Soalnya kalau malam hari itu harus jaga-jaga dari kejadian macem-macem. Pernah dulu ada yang ambil lampu di sini. Lampu Bundaran HI itu mahal bisa sampai Rp 12 juta satu lampu. Makanya harus dijaga," ujar Herman.
Herman mengatakan Bundaran HI memang indah. Apalagi jika dilihat pada malam hari.
Akan tetapi, Bundaran HI juga merupakan tempat berbahaya. Kedalaman kolamnya mencapai 180 sentimeter.
Dalam air, terdapat kabel yang terhubung kepada air macur serta lampu-lampu.
Herman mengatakan penjagaan harus dilakukan 24 jam. Bahkan penjaga harus sampai menginap setiap hari di sana.
"Kalau enggak, mungkin sering ada yang enggak sengaja tenggelam dan kesetrum di dalam airnya," ujar Herman.