Presiden Jokowi Bakal Bangun Kereta Cepat Tahun ini


Presiden Joko Widodo memastikan akan membangun kereta cepat sekelas 'Shinkansen' tahun ini. Namun demikian, Jokowi masih merahasiakan jalur mana yang dibangun dan dilalui kereta cepat tersebut. Jokowi merahasiakan jalur kereta karena tak mau dicibir masyarakat dan disebut hanya bicara saja.



"Nanti kalau sudah pancangnya dipasang, baru. Ini baru kita urus supaya betul-betul. Saya nanti dipikir omang-omong terus, mulai saja belum. Ya dilihat saja nanti," kata Jokowi seperti dilansir dari situs Sekretariat Kabinet di Jakarta, Kamis (30/4).

Dengan demikian, Jokowi meminta kepada seluruh rakyat Indonesia agar punya rasa optimisme bahwa Indonesia ini adalah negara besar, punya potensi dan kekuatan yang besar baik alam maupun rakyatnya.

"Jangan sekali-kali kita punya pandangan negatif terhadap diri kita sendiri dan mempunyai rasa pesimisme. Itu harus dibuang, mulai dibuang," pinta Jokowi.

Sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Perhubungan segera melelang proyek kereta cepat sekelas 'Shinkansen' kepada investor swasta. Hal ini dilakukan karena pemerintah tidak ingin menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dalam pembangunan.

"Jadi, nanti kalau sudah siap, akan kita lelangkan (investor) mana yang paling bagus, teknologinya, tingkat kecelakaannya, target masyarakatnya akan kita buat kriterianya," kata Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Hermanto Dwiatmoko seperti dilansir dari Antara, Jakarta, Rabu (15/4).

Hermanto mengatakan saat ini pihak yang sudah menyatakan minatnya yaitu China dan Jepang, namun belum ditentukan kepada siapa proyek tersebut akan diserahkan. "Siapa saja boleh ini terbuka, mau China, Jepang silakan asal tidak membebani APBN, nanti kita lihat skenarionya berapa persen," katanya.

Jepang telah menghibahkan senilai USD 15 juta untuk studi kelayakan proyek kereta cepat 'shinkansen' rute Jakarta Bandung pada masa Susilo Bambang Yudhoyono masih menjabat sebagai presiden. Studi kelayakan berlangsung dua tahap, yakni tahap pertama mulai 28 Januari 2014 hingga April 2015 untuk membahas perencanaan dasar, sementara tahap dua yang berlangsung April hingga Desember 2015 untuk menghitung biaya pembangunannya.

Diperkirakan, proyek 'shinkansen' memakan biaya hingga Rp56 triliun, termasuk membangun jalur kereta sepanjang 133 kilometer.

Pemerintah menginginkan proyek kereta kilat dengan kecepatan 300 kilometer per jam tersebut murni dibangun oleh swasta, namun menurut skema Jepang, pemerintah juga harus menanggung sebesar 16 persen, sisanya BUMN pelaksana kereta api cepat sebesar 74 persen dan swasta 10 persen karena sebelumnya Jepang mengusulkan dibentuknya BUMN yang khusus menangani proyek tersebut.

Dari studi fase pertama, rute kereta api cepat juga kemungkinan tidak hanya berhenti sampai di Bandung, tapi juga ke Cirebon, Semarang dan Surabaya. Di Jakarta, akan bermula di kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat dengan rel kereta api yang dibangun di bawah tanah. Dengan kereta api 'Shinkansen' Indonesia ini, waktu tempuh Jakarta-Bandung hanya 34 menit, dan Jakarta-Surabaya 2,5 jam.

Rencana rute kereta api cepat yang akan melewati Cirebon juga agar sarana perhubungan dapat terintegrasi dengan Bandara Kertajati yang sedang dibangun di Majalengka.