Gempa bumi yang berkekuatan 7,9 SR meluluh-lantakkan Nepal, tepatnya di ibu kota Khatmandu terjadi pada sekitar pukul 11.41 waktu setempat, Sabtu, 25 Maret 2015. Tidak hanya menewaskan banyak warga, bencana alam itu juga menghancurkan bangunan bersejarah.
New York Times, Minggu (26/4/2015) seperti yang dikutip detikcom, membuat foto perbandingan dua bangunan bersejarah di Nepal. Foto pertama menampilkan kondisi banguna sebelum terjadinya gempa, dan foto di sampingnya setelah gempa.
Pertama, adalah bangunan bernama Menara Dharahara yang terletak di Ibu Kota Kathmandu. Para pelancong bisa menikmati pemandangan kota, saat berada di puncaknya, sekitar 200 kaki dari atas tanah. Namun, sayangnya kondisi bangunan itu hancur. Bahkan kini sudah nyaris rata dengan tanah dan bahkan menjadi kuburan bagi ratusan pengunjung yang ingin mengagumi indahnya lembah Kathmandu pada saat terjadinya gempa.
Menara Dharahara adalah merupakan salah satu landmark bersejarah Kathmandu yang diakui UNESCO. Menara ini dibangun tahun 1832 oleh Perdana Menteri Bhimsen Tapa sehingga terkadang juga disebut Menara Bhimsen. Menara ini sempat roboh akibat gempa dashyat di tahun 1934 dan kemudian dibangun ulang sebelum kembali roboh hari ini. Di lantai 8, terdapat balkon khusus bagi pengunjung untuk melihat panorama indahnya Lembah Kathmandu.
Menara ini memiliki tangga berbentuk spiral dengan 213 langkah kaki untuk mencapai puncak. Tiang setinggi 5,2 meter dengan statu kecil Dewa Shiva yang dilapisi perunggu menghiasi puncak objek wisata yang dibuka untuk umum sejak tahun 2005 ini.
Bangunan selanjutnya adalah Maju Deval. Bangunan ini dibangun pada tahun 1690 dan sudah ditetapkan sebagai Situs Unesco World Heritage di Durbar Square. Sayangnya, kini juga ikut hancur akibat gempa.
Bangunan bersejarah lainnya yang juga hancur adalah Patan Durbar Square dan Dharahara Berikut gambarnya.
Kemudian pasukan tentara India yang berbasis di pegunungan tertinggi dunia, Mount Everest, diinformasikan telah menemukan 18 potongan badan pendaki gunung di antara longsoran yang menimbun base camp. Menurut informasi sementara, ada lebih dari 1.000 pendaki yang tengah berada di Mount Everest saat ini.
Belum ada laporan WNI yang menjadi korban gempa di Nepal. Namun dari 18 WNI yang teridentifikasi tinggal di negara tersebut, ada 8 orang yang masih hilang kontak.
New York Times, Minggu (26/4/2015) seperti yang dikutip detikcom, membuat foto perbandingan dua bangunan bersejarah di Nepal. Foto pertama menampilkan kondisi banguna sebelum terjadinya gempa, dan foto di sampingnya setelah gempa.
Pertama, adalah bangunan bernama Menara Dharahara yang terletak di Ibu Kota Kathmandu. Para pelancong bisa menikmati pemandangan kota, saat berada di puncaknya, sekitar 200 kaki dari atas tanah. Namun, sayangnya kondisi bangunan itu hancur. Bahkan kini sudah nyaris rata dengan tanah dan bahkan menjadi kuburan bagi ratusan pengunjung yang ingin mengagumi indahnya lembah Kathmandu pada saat terjadinya gempa.
Menara Dharahara adalah merupakan salah satu landmark bersejarah Kathmandu yang diakui UNESCO. Menara ini dibangun tahun 1832 oleh Perdana Menteri Bhimsen Tapa sehingga terkadang juga disebut Menara Bhimsen. Menara ini sempat roboh akibat gempa dashyat di tahun 1934 dan kemudian dibangun ulang sebelum kembali roboh hari ini. Di lantai 8, terdapat balkon khusus bagi pengunjung untuk melihat panorama indahnya Lembah Kathmandu.
Menara ini memiliki tangga berbentuk spiral dengan 213 langkah kaki untuk mencapai puncak. Tiang setinggi 5,2 meter dengan statu kecil Dewa Shiva yang dilapisi perunggu menghiasi puncak objek wisata yang dibuka untuk umum sejak tahun 2005 ini.
Bangunan selanjutnya adalah Maju Deval. Bangunan ini dibangun pada tahun 1690 dan sudah ditetapkan sebagai Situs Unesco World Heritage di Durbar Square. Sayangnya, kini juga ikut hancur akibat gempa.
Bangunan bersejarah lainnya yang juga hancur adalah Patan Durbar Square dan Dharahara Berikut gambarnya.
Sejauh ini, gempa dahsyat berkekuatan 7,9 Skala Richter (SR) di Nepal sudah menewaskan 1.805 orang. Sisanya, sebanyak 4.700 orang terluka.Kemudian pasukan tentara India yang berbasis di pegunungan tertinggi dunia, Mount Everest, diinformasikan telah menemukan 18 potongan badan pendaki gunung di antara longsoran yang menimbun base camp. Menurut informasi sementara, ada lebih dari 1.000 pendaki yang tengah berada di Mount Everest saat ini.
Belum ada laporan WNI yang menjadi korban gempa di Nepal. Namun dari 18 WNI yang teridentifikasi tinggal di negara tersebut, ada 8 orang yang masih hilang kontak.